Langsung ke konten utama

Bunga Anyelir

 Selamat Ulang Tahun


Harinya Revolusi Bunga Anyelir, Perubahan menuju perbaikan kehidupan tanpa adanya pertumpahan darah.

Memang Indah, jika semua Revolusi Bisa tanpa darah, tapi hanya Portugal yang terpilih bisa melakukannya.

Tepat pada tanggal 25 April, engkau lahir ke bumi, menghirup udara, membuka mata, tangismu terdengar indah hingga mungkin orang disekitarmu menangis haru, mensyukuri keajaiban hidup yang diberikan pada mereka oleh tuhan melalui kamu.

Engkau sebuah keajaiban, yang mulai saat kemarin memberikan warna bagi kehidupanku melalui senyummu.

Mulai saat ini, aku suka Bunga Anyelir, Aku bisa selalu mengingatku, kapanpun kumau.

Aku persembahkan Anyelir merah untukmu, bukan sebagai tanda cinta, hanya sebagai penanda yang harus kau tau, bahwa aku selalu rindu.

Atas senyum yang kau berikan bukan terkhusus untuku, tapi dalam diam, aku mengagumi itu.

Terima Kasih, pada harapan yang tidak pernah putus untuk teguh meyakinkanmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jingga bukan aku

Nona, Jingga bukan warna kesukaanku,  mungkin juga bukan warna kesukaanmu. Tapi hari ini, aku akan mengingat satu warna yang tidak kusuka sebagai hadiah ucapan darimu yang kau tulis di media sosial. Warna yang akan selalu kuingat ketika aku begitu merindukanmu, Merindukan di sudut terluar kantin kampusku. Aku tidak ingin membagi kerinduan dengan mereka yang sedari tadi menemaniku,  Karena mereka tidak akan paham dan mengerti seberapa dalam rinduku setelah hampir empat jam tidak melihat senyumanmu. Aku tidak ingin memberitahukan rinduku pada siapapun, Termasuk pada Drosophila melanogaster yang berterbangan di sore hari. Biarkan rindu ini hanya aku dan warna jingga yang tau. Karena dari senyumanmu, Aku belajar bahwa caramu memelukku hangat tak melulu melalui kedua lengan.

Pesan Dari Ciwidey

Terkadang aku merasa kesepian Tapi semakin lama aku merasa sepi semakin terbiasa aku, terbiasa aku dengan rasa sepi Bagiku, rasa sepi hanyalah rasa yang datang sementara. Namun kini, Ciwidey memberiku sebuah cerita, bukan tentang memanjakan mata. Tapi tentang pesan darimu yang membuatku bahagia terpana selepas adzan dilantunkan dengan asa. Dari arah belakang, matahari dengan pasti memunculkan hangatnya. Tanpa ragu dan malu. Namun dia tetap kalah olehmu. Kau selaksa sinar yang merayap. Hangatmu membuat serasa dipeluk semesta. Kau adalah semesta pada setiap apa yang kupijak, kuhirpu, dan kurasakan. Kau adalah kata dari setiap doa yang kulantunkan pagi ini di kebun teh Ciwidey. Kau adalah alasan terhebat untuku merayu langit untuk selalu bersama denganmu. Denganmu,  Tina Apriliana.